Kamis, 11 Maret 2010

TUGAS BARU, BLOG BARU

Ya, seperti yang saya janjikan bahwa begitu saya menginjakkan kaki di padepokan Seskoau di Bumi Lembang Parahyangan nan permai, sayapun segera membuat blog baru. Dan pada kesempatan ini saya umumkan alamat blog baru saya sebagai dosen dan patun (dostun) Seskoau yang baru adalah www.thepatoonseskoau.blogspot.com dengan nama THE VOICE OF LEMBANG.

Oleh karena itu kepada khalayak ramai, khususnya mereka yang pernah menjadi tamu dan mengunjungi blog saya ini, silakan untuk masuk dan mengunjungi blog baru tersebut. Sesuai namanya maka blog baru tersebut secara konten lebih bernuansa "suara dari lembang". Paling tidak kontennya merupakan perspektif seorang dostun seskoau.

Dari segi tampilan dan "kecanggihan", blog saya sederhana saja seperti dua blog lainnya. Jujur, selain "elmu" saya dalam pembuatan blog (yg notabene tinggal ngikuti apa kata petunjuk pembuatan blog yg tersedia) masih terbatas dan segitu-gitunya aja, saya sendiri juga berprinsip bahwa segala sesuatu cukuplah sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Seperti tamsil jika punya hp hanya untuk sms dan nelpon doang, ya buat apa beli dan pake Black Berry....

Kiranya cukup segitu saja dulu deh...Yang jelas saya ingin tetap merawat ketiga blog saya, meski mungkin ada yang sangat terurus -- sedangkan yang lain tak terurus dan nyaris terabaikan. Tak mengapa, disikapi dengan santai sajalah.... Terimakasih, kawan...

Selasa, 09 Februari 2010

SELAMAT TINGGAL, NAMUN TAK BERPISAH


YA, ada saat datang, ada saat pergi. Tanpa terasa saya sudah satu tahun tiga bulan berada di Lembaga Pendidikan Kampus Tercinta, SEKKAU. Awal oktober 2008 silam saya datang, dan di awal Februari 2010 saya harus meninggalkan padepokan ini. Skep Kasau Nomor Kep/1-PKS/I/2010 tanggal 19 Januari 2010 telah menyebutkan nama saya sebagai salah satu personel TNI AU yang harus melaksanakan TOD/TOA dari jabatan lama sebagai Kadep Iptek Sekkau untuk selanjutnya mengemban tugas sebagai Dostun Seskoau Gol V.

Pernah saya tulis di blog ini bahwa keberadaan blog ini adalah ekspresi saya sebagai Dostun (awalnya) dan kemudian tiga bulan terakhir sempat menduduki jabatan struktural sebagai Kadep Iptek Sekkau. Maka tentu ketika posisi saya bergeser di tempat lain, keberadaan blog ini menjadi tidak relevan. Benarkah?

Tidak juga. Blog ini sudah mengembara dan eksis di dunia maya selama 15 bulan, sekecil apapun peran dan kontribusinya tentu tidak serta-merta kemudian harus saya "bunuh" hanya karena saya pindah naik kelas sebagai Dostun Seskoau. Dengan kata lain, blog ini tetap saya biarkan "hidup" karena "ia" sudah menjadi bagian dari realita perjalanan karir saya sebagai perwira TNI AU.

Yang berbeda tentu adalah kontennya. Saya tentu tidak mungkin lagi mengangkat isu-isu ataupun aktifitas yang terjadi di Sekkau, karena sudah bukan menjadi domain saya. Dan sebagai penggantinya (instead of), saya akan mengisinya dengan aneka artikel dan tulisan maupun permenungan saya, yang saya anggap pantas dan relevan untuk saya upload and publish di dunia maya.

LALU, pada saat yang sama, begitu saya menginjakkan kaki di kawasan pegunungan Lembang tempat kampus Seskoau berada, insya Alloh saya akan meng-create BLOG BARU yang tentunya punya kekhasan dan terkait dengan aktifitas serta keberadaan saya sebagai tenaga pendidik di Seskoau. Pada saatnya, jika blog baru itu jadi, saya akan beritahukan kepada khayalak ramai melalui blog ini, blog Smart Institute, dan jejaring sosial Facebook.

Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini saya ingin menyampaikan permohonan maaf jika selama menjadi bagian dari lembaga SEKKAU, dan khususnya yang terkait dengan keberadaan blog ini, ada hal-hal yang kurang berkenan, mohon dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya. Teriring ucapan terimakasih atas segala dukungan dan perhatian dari kawan-kawan dan kenalan luas yang mungkin tak saya kenal secara dekat, sehingga saya dapat menuntaskan pengabdian di Sekkau dengan lancar, aman dan sukses.

BUAH MANGGA BUAH ZAITUN, AKU BANGGA JADI PATUN...
EAGLE FLIES ALONE...

Selasa, 19 Januari 2010

TOA&TOD PEJABAT SEKKAU




Ada saat datang, ada saat pergi. Begitulah lazimnya awak sebuah organisasi, tak terkecuali di lembaga pendidikan Sekkau. Beberapa personel harus ”exit”, sebagian hanya bergeser tempat secara internal, lainnya adalah pendatang baru. Acara sertijab digelar Jum’at (15/1) lalu dipimpin langsung oleh Komandan Sekkau Kolonel Pnb Sugihardjo, SIP.

Adapun yang pergi meninggalkan Sekkau adalah Kadisbin Letkol Kal Achsanul Amaly yang digantikan oleh Letkol Lek Ir Agus Supriyanto (sebelumnya Dostun biasa). Amaly kembali ke habitatnya di jajaran materiil dengan menduduki jabatan Kasimat Komnavleksussen Subdismatleksen Dismatau (ampuun panjang amat!). Kemudian Kapus OYU Letkol Pnb Ardhi Tjahjoko diganti oleh Letkol Pnb David Simanjuntak. Ardhi ditarik ke Makodikau sebagai Ka Lambangja yang merupakan job promosi Kolonel. Terakhir Kasi Opsjar Mayor Kes Ali Muhammad diganti oleh Mayor Kes Lita Kristiani, S.Pd. Keduanya hanya ”lukir tempat”, Ali mengisi pos Lita sebagai Kadisops Skadik 502 Wingdikum.

Sementara itu dalam sambutannya Komandan Sekkau Kolonel Pnb Sugihardjo mengatakan, sertijab di lingkungan TNI AU termasuk Sekkau adalah hal yang biasa dalam rangka mendinamisasikan organisasi. ”Serta untuk memberikan pengalaman penugasan bagi pejabat yang bersangkutan,” tegas Sugihardjo yang dalam waktu dekat akan menempuh pendidikan Lemhannas itu.

Ditambahkan, bagi pejabat baru agar segera menyesuaikan diri dengan lingkungan Sekkau sebagai pelaksana jenjang pendidikan pengembangan tingkat awal. Sedangkan bagi pejabat yang meninggalkan Sekkau diucapkan terima kasih atas dukungannya selama ini serta semoga sukses di tempat tugas yang baru.

Pada kesempatan tersebut tak lupa sebagai tanda kasih dan kenang-kenangan, Komandan Sekkau menyerahkan bingkisan kepada para mantan pejabat yang diterima dengan penuh suka-cita.***(gus)

Selasa, 12 Januari 2010

PERMAINAN UNTUK UJI “TEAMWORK”

















Dalam hal yang satu ini, Pasis Sekkau A-87 memang seberuntung A-85, yakni sama-sama memperoleh kesempatan untuk mendapatkan “menu khusus” berupa aneka permainan yang memiliki dimensi psikologi, psikomotorik, dan sekaligus psikososial. Permainan dilaksanakan di lapangan apel dan olahraga kampus Sekkau, setelah sebelumnya mereka melaksanakan sejumlah permainan “tradisional” di lapangan Kohanudnas, Minggu (10/1).

Hal itu bisa terjadi berkat “kebaikan” Kordostun Letkol Tek Ign Kartika Darindra yang berkenan “menyumbangkan” (baca: meminjamkan) begitu banyak perangkat atau alat permainan secara gratis. Padahal kalau bayar cukup mahal lho!!! Dua jempol untuk Kordostun!!!

Sebut saja permainan yang disebut dengan “Bulldozer”, “Sepatu Boot”, “Topi dan Belalai Gajah”, “Susun Kubus”, “Isi Menara Air”, “Labirin”, “Jalur Bola Kranjang”, dan masih banyak lagi yang lainnya (seperti lagu Bang Haji Rhoma “135 Juta”). Semua permainan tersebut pada intinya untuk menguji kerjasama tim (teamwork) dan juga – sebaimana kata Dansekkau Kolonel Pnb Sugihardjo – untuk menguji leadership di kalangan para pasis. Karena tanpa teamwork dan leadership yang baik dipastikan kelompok yang bersangkutan akan “keok” jadi pecundang.

Meski sempat diwarnai oleh beberap accident, namun secara keseluruhan kegiatan ini berlangsung denggan lancar, aman, ceria, dan sukses. Sebagai pamungkas, bagi mereka yang baju PDL nya masih terlihat kering, harus mengambil jatah dengan cara “slulup” alias mencebur di kolam “kreasi” Kadep Mastra yang sekian lama sempat bocor melulu itu.

Sayang, nasib kurang manis dialami oleh Pasis Sekkau A-86 karena mereka tidak mendapatkan kesempatan menikmati permainan yang sepintas seperti permainan untuk anak-anak namun sesungguhnya bisa “match” untuk segala usia ini. Pokoknya tergantung dari “mood” sang owner permainan inilah, yakni Kordostun yang ngetop dipanggil Mr Danet. Kita doakan semoga beliau segera naik pangkat jadi Kolonel, sehingga bisa terus menyumbangkan alat-peralatan permainan ini pada setiap pembukaan angkatan baru. Oke?***

Senin, 11 Januari 2010

SENAM BUTO RINGAN MAKAN KORBAN








Sudah menjadi tradisi, pembukaan Masa Orientasi Studi (MOS) setiap angkatan Sekkau dianggap kurang “mak nyus” jika tak ada acara “senam buto”. Entah kenapa dinamakan senam buto, yang jelas ini jenis senam yang targetnya bikin peserta senam “nyonyor sampek elek” (baca: kepayahan yang amat-sangat). Tak heran jika kemudian sejumlah sosok tampak berjatuhan bergelimpangan setelah melewati 30 menit awal!

Namun, jujur harus diakui, senam buto untuk Pasis Sekkau A-87 kemarin bisa dikatakan relatif “ringan” jika dibandingkan dengan, misalnya, senam buto untuk Pasis A-86. “Ewo segitu” (baca: meskipun demikian) toh senam buto yang ringan ceria ini tetap memakan korban. Tak kurang dari tujuh pasis jatuh bergelimpangan dengan berbagai keluhan dan indikasi. Yang pasti sih mereka ngaku kepala pusing tujuh keliling dan mukanya pucat pasi. Ambulance pun segera bergerak mendekat.

Perkara senam buto yang cenderung ringan ini tak pelak menimbulkan banyak pertanyaan. Salah seorang mantan pasis yang kebetulan juga antap Sekkau segera bergumam,”Ah, ringan amat, tak seberapa dibandingkan dengan senam buto yang diberlakukan di angkatan kami kemarin,” katanya setengah bersungut-sungut. Ya nasibmu, Le!

Apapun alasannya, yang pasti senam buto itu penting untuk mengukur seberapa kuat fisik dan mental para pasis sebelum mereka melaksanakan proses belajar-mengajar yang sebenarnya. Oleh karena itu barangkali perlu semacam dibuat pedoman atau juklak yang pasti dan standar tentang pelaksanaan senam buto, sehingga tak menimbulkan syak-wasangka. Sehingga tak ada lagi istilah senam buto “kelas berat” dan “kelas ringan”.***

DIK SEKKAU A-87 DIBUKA


Komandan Kodikau Marsda TNI Sukirno KS membuka pendidikan Sekkau A-87 di Gedung Pramana Sala Kampus Sekkau, Selasa, (5/1). Hadir pada acara pembukaan ini para pejabat di jajaran Mabesau, Lanud Halim P, Kohanudnas, serta undangan dari matra Darat dan Laut.

Pendidikan Sekkau A-87 diikuti oleh 130 perwira siswa (pasis), 12 diantaranya WARA dan 4 pasis tamu masing-masing dua orang dari TNI AD dan TNI AL.

Dalam sambutannya Komandan Kodikau meningatkan kepada seluruh pasis agar benar-benar serius dan memanfaatkan kesempatan dalam pendidikan kecabangan umum tingkat awal ini.

“Karena jika kalian tidak serius, apalagi sampai meremehkan pendidikan ini, sehingga hasil nilai akademis, kesemaptaan jasmani, serta kepribadian kalian di bawah standar. Maka lembaga Sekkau tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan dan mengembalikan kalian ke kesatuan asal,” tegas Sukirno yang segera menyerahkan jabatan Dankodikau kepada Marsma TNI Daryatmo (sebelumnya Kadisminpers).

Sebagai catatan, pada Sekkau A-82 pernah mencapai rekor jumlah pasis yang di-DO mencapai delapan orang. Sedang pada A-86 yang baru lalu yang jadi korban “wash out” sebanyak dua orang. Jadi, jangan sekali-kali meremehkan pendidikan Sekkau, kawan!***

Rabu, 28 Oktober 2009

"NIKMATI PERBEDAAN!"

Perbedaan adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa.

Lihatlah sekeliling kita, indahnya warna-warni bunga,
warna-warni satwa, dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.

Bayangkan kalau kita hanya mengenal warna hitam saja!
Alangkah gelapnya nya dunia ini! :-)

Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni, kita tidak akan
merasakan hidup semeriah dan seindah sekarang ini, betul?! :-)

Begitu pun dengan kehidupan, setiap insan selalu berhadapan
dengan segala macam perbedaan dan warna-warni kehidupan.

Tapi sayang, tidak semua orang mampu melihat perbedaan
sebagai kekayaan. Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu menikmatinya.

Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya karena perbedaan.
Entah itu perbedaan warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.

Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu yang bisa dihindari.
Setiap orang lahir dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan fisik, pola pikir,
kesenangan, dan lain-lain.

Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama. Bahkan kesamaan
pun sebenarnya tidak selalu menguntungkan.

Coba bayangkan, seandainya semua orang memiliki kemampuan
memimpin, lantas siapa yang mau dipimpin? Kalau semua orang
menjadi orang tua, siapa yang mau jadi anak? Siapa juga yang
akan menerima sedekah, jika semua orang ditakdirkan kaya?

Perbedaan ada bukan untuk dijadikan alat perpecahan.
Banyak hal positif yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus bersyarat. Nah, syarat apa
saja yang harus dipenuhi?

Berikut di antaranya...

1. Cara pandang kita terhadap perbedaan.

Berpikirlah positif dengan mensyukuri adanya perbedaan.
Anggaplah perbedaan sebagai kekayaan. Cara pandang yang
benar akan melahirkan sikap yang tepat. Ada baiknya kita
mencari persamaan terlebih dahulu, sebelum mencari
perbedaan.

2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.

Musyawarah untuk mencapai kesepakatan adalah jalan yang
tepat untuk mengelola perbedaan. Berlatihlah untuk
menghargai, menerima, menjalankan dan bertanggungjawab
terhadap keputusan bersama, meski berlawanan dengan ide
awal kita.

3. Selalu posisikan segala sesuatu pada tempatnya.

Saat bekerja sama dengan orang lain, salurkan potensi,
karakter, minat yang berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.
Cara ini akan mendorong tercapainya tujuan bersama dan
mendukung pengembangan potensi masing-masing individu.

4. Jangan pernah meremehkan orang lain.

Apapun dan bagaimana pun kondisi atau pendapat orang lain,
perlakukan mereka selayaknya diri kita ingin diperlakukan.
Anggaplah semua orang penting. Mereka memiliki peran
tersendiri, yg bisa jadi tidak bisa digantikan oleh orang lain.

5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.

Merasa diri paling penting dan lebih baik daripada orang
lain *tidak akan* menambah nilai lebih bagi kita. Toh kita
tidak bisa hidup tanpa orang lain. Jadilah beton dalam
bangunan. Meski tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
yang menjadi penyangga kokohnya sebuah bangunan. :-)

6. Cari sumber informasi yang terjamin kebenarannya.

Perbedaan bisa muncul karena informasi yang salah.
Oleh sebab itu, pastikan sumber informasi kita bisa
terjamin dan dapat dipercaya kebenarannya. Lebih bagus
lagi jika disertai bukti yang mendukung.

7. Koreksi diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.

Menyalahkan orang lain terus menerus tidak akan banyak
membantu kita. Bisa jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
diri kita. Karenanya, koreksi diri sendiri terlebih dahulu
merupakan langkah yang paling bijaksana.

So, berhentilah menyesalkan perbedaan. Karena jika tidak,
anda akan kehilangan sumber kebahagiaan! :-)

Sukses selalu untuk anda semua...