Selasa, 19 Januari 2010

TOA&TOD PEJABAT SEKKAU




Ada saat datang, ada saat pergi. Begitulah lazimnya awak sebuah organisasi, tak terkecuali di lembaga pendidikan Sekkau. Beberapa personel harus ”exit”, sebagian hanya bergeser tempat secara internal, lainnya adalah pendatang baru. Acara sertijab digelar Jum’at (15/1) lalu dipimpin langsung oleh Komandan Sekkau Kolonel Pnb Sugihardjo, SIP.

Adapun yang pergi meninggalkan Sekkau adalah Kadisbin Letkol Kal Achsanul Amaly yang digantikan oleh Letkol Lek Ir Agus Supriyanto (sebelumnya Dostun biasa). Amaly kembali ke habitatnya di jajaran materiil dengan menduduki jabatan Kasimat Komnavleksussen Subdismatleksen Dismatau (ampuun panjang amat!). Kemudian Kapus OYU Letkol Pnb Ardhi Tjahjoko diganti oleh Letkol Pnb David Simanjuntak. Ardhi ditarik ke Makodikau sebagai Ka Lambangja yang merupakan job promosi Kolonel. Terakhir Kasi Opsjar Mayor Kes Ali Muhammad diganti oleh Mayor Kes Lita Kristiani, S.Pd. Keduanya hanya ”lukir tempat”, Ali mengisi pos Lita sebagai Kadisops Skadik 502 Wingdikum.

Sementara itu dalam sambutannya Komandan Sekkau Kolonel Pnb Sugihardjo mengatakan, sertijab di lingkungan TNI AU termasuk Sekkau adalah hal yang biasa dalam rangka mendinamisasikan organisasi. ”Serta untuk memberikan pengalaman penugasan bagi pejabat yang bersangkutan,” tegas Sugihardjo yang dalam waktu dekat akan menempuh pendidikan Lemhannas itu.

Ditambahkan, bagi pejabat baru agar segera menyesuaikan diri dengan lingkungan Sekkau sebagai pelaksana jenjang pendidikan pengembangan tingkat awal. Sedangkan bagi pejabat yang meninggalkan Sekkau diucapkan terima kasih atas dukungannya selama ini serta semoga sukses di tempat tugas yang baru.

Pada kesempatan tersebut tak lupa sebagai tanda kasih dan kenang-kenangan, Komandan Sekkau menyerahkan bingkisan kepada para mantan pejabat yang diterima dengan penuh suka-cita.***(gus)

Selasa, 12 Januari 2010

PERMAINAN UNTUK UJI “TEAMWORK”

















Dalam hal yang satu ini, Pasis Sekkau A-87 memang seberuntung A-85, yakni sama-sama memperoleh kesempatan untuk mendapatkan “menu khusus” berupa aneka permainan yang memiliki dimensi psikologi, psikomotorik, dan sekaligus psikososial. Permainan dilaksanakan di lapangan apel dan olahraga kampus Sekkau, setelah sebelumnya mereka melaksanakan sejumlah permainan “tradisional” di lapangan Kohanudnas, Minggu (10/1).

Hal itu bisa terjadi berkat “kebaikan” Kordostun Letkol Tek Ign Kartika Darindra yang berkenan “menyumbangkan” (baca: meminjamkan) begitu banyak perangkat atau alat permainan secara gratis. Padahal kalau bayar cukup mahal lho!!! Dua jempol untuk Kordostun!!!

Sebut saja permainan yang disebut dengan “Bulldozer”, “Sepatu Boot”, “Topi dan Belalai Gajah”, “Susun Kubus”, “Isi Menara Air”, “Labirin”, “Jalur Bola Kranjang”, dan masih banyak lagi yang lainnya (seperti lagu Bang Haji Rhoma “135 Juta”). Semua permainan tersebut pada intinya untuk menguji kerjasama tim (teamwork) dan juga – sebaimana kata Dansekkau Kolonel Pnb Sugihardjo – untuk menguji leadership di kalangan para pasis. Karena tanpa teamwork dan leadership yang baik dipastikan kelompok yang bersangkutan akan “keok” jadi pecundang.

Meski sempat diwarnai oleh beberap accident, namun secara keseluruhan kegiatan ini berlangsung denggan lancar, aman, ceria, dan sukses. Sebagai pamungkas, bagi mereka yang baju PDL nya masih terlihat kering, harus mengambil jatah dengan cara “slulup” alias mencebur di kolam “kreasi” Kadep Mastra yang sekian lama sempat bocor melulu itu.

Sayang, nasib kurang manis dialami oleh Pasis Sekkau A-86 karena mereka tidak mendapatkan kesempatan menikmati permainan yang sepintas seperti permainan untuk anak-anak namun sesungguhnya bisa “match” untuk segala usia ini. Pokoknya tergantung dari “mood” sang owner permainan inilah, yakni Kordostun yang ngetop dipanggil Mr Danet. Kita doakan semoga beliau segera naik pangkat jadi Kolonel, sehingga bisa terus menyumbangkan alat-peralatan permainan ini pada setiap pembukaan angkatan baru. Oke?***

Senin, 11 Januari 2010

SENAM BUTO RINGAN MAKAN KORBAN








Sudah menjadi tradisi, pembukaan Masa Orientasi Studi (MOS) setiap angkatan Sekkau dianggap kurang “mak nyus” jika tak ada acara “senam buto”. Entah kenapa dinamakan senam buto, yang jelas ini jenis senam yang targetnya bikin peserta senam “nyonyor sampek elek” (baca: kepayahan yang amat-sangat). Tak heran jika kemudian sejumlah sosok tampak berjatuhan bergelimpangan setelah melewati 30 menit awal!

Namun, jujur harus diakui, senam buto untuk Pasis Sekkau A-87 kemarin bisa dikatakan relatif “ringan” jika dibandingkan dengan, misalnya, senam buto untuk Pasis A-86. “Ewo segitu” (baca: meskipun demikian) toh senam buto yang ringan ceria ini tetap memakan korban. Tak kurang dari tujuh pasis jatuh bergelimpangan dengan berbagai keluhan dan indikasi. Yang pasti sih mereka ngaku kepala pusing tujuh keliling dan mukanya pucat pasi. Ambulance pun segera bergerak mendekat.

Perkara senam buto yang cenderung ringan ini tak pelak menimbulkan banyak pertanyaan. Salah seorang mantan pasis yang kebetulan juga antap Sekkau segera bergumam,”Ah, ringan amat, tak seberapa dibandingkan dengan senam buto yang diberlakukan di angkatan kami kemarin,” katanya setengah bersungut-sungut. Ya nasibmu, Le!

Apapun alasannya, yang pasti senam buto itu penting untuk mengukur seberapa kuat fisik dan mental para pasis sebelum mereka melaksanakan proses belajar-mengajar yang sebenarnya. Oleh karena itu barangkali perlu semacam dibuat pedoman atau juklak yang pasti dan standar tentang pelaksanaan senam buto, sehingga tak menimbulkan syak-wasangka. Sehingga tak ada lagi istilah senam buto “kelas berat” dan “kelas ringan”.***

DIK SEKKAU A-87 DIBUKA


Komandan Kodikau Marsda TNI Sukirno KS membuka pendidikan Sekkau A-87 di Gedung Pramana Sala Kampus Sekkau, Selasa, (5/1). Hadir pada acara pembukaan ini para pejabat di jajaran Mabesau, Lanud Halim P, Kohanudnas, serta undangan dari matra Darat dan Laut.

Pendidikan Sekkau A-87 diikuti oleh 130 perwira siswa (pasis), 12 diantaranya WARA dan 4 pasis tamu masing-masing dua orang dari TNI AD dan TNI AL.

Dalam sambutannya Komandan Kodikau meningatkan kepada seluruh pasis agar benar-benar serius dan memanfaatkan kesempatan dalam pendidikan kecabangan umum tingkat awal ini.

“Karena jika kalian tidak serius, apalagi sampai meremehkan pendidikan ini, sehingga hasil nilai akademis, kesemaptaan jasmani, serta kepribadian kalian di bawah standar. Maka lembaga Sekkau tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan dan mengembalikan kalian ke kesatuan asal,” tegas Sukirno yang segera menyerahkan jabatan Dankodikau kepada Marsma TNI Daryatmo (sebelumnya Kadisminpers).

Sebagai catatan, pada Sekkau A-82 pernah mencapai rekor jumlah pasis yang di-DO mencapai delapan orang. Sedang pada A-86 yang baru lalu yang jadi korban “wash out” sebanyak dua orang. Jadi, jangan sekali-kali meremehkan pendidikan Sekkau, kawan!***