Rabu, 06 Mei 2009

KURSUS MENULIS NARASI

Kursus Menulis Narasi - PantauAngkatan VII20 Mei – 12 Agustus 2009

”Kursus ini seperti pesawat antariksa bagi saya, selalu membolak-balik antarakenyataan dan penciptaan. Satu sisi, seorang penulis menciptakan sebuah karya seni, sisi lain ada disiplin verifikasi yg terus menerus dibangun. Sungguh, ini seperti sebuah energi candu yg menggairahkan dan saya menikmati dalam tiap ketegangannya.”
Danu Primanto, penulis & fotografer lepas bermukim di Yogyakarta, peserta Kursus Narasi Agustus 2008.

“Salah satu kelebihan dari Kursus Narasi Pantau adalah sebuah komunitas dan pertemanan yang selalu menghidupkan motivasi untuk terus menulis. Kehadiran pengajar tamu dari berbagai macam background juga memberikan inspirasi tersendiri dan membuat saya kembali berfikir, "Untuk apa saya menulis?"
Sri Dewi Sushanty, Konsultan junior bidang komunikasi, peserta kursus November 2008

Kelas narasi ini juga telah menghadirkan tokoh-tokoh penulis seperti Arief Budiman, Bre Redana, Daoed Joesoef, Donald K Emmerson, Fadjroel Rahman, Jean Jacques Kusni, Julia Suryakusuma, Putu Oka Sukanta, Riri Riza dan Samuel Mulia.

KURSUS ini dirancang untuk orang yang ingin belajar menulis panjang yang memikat sekaligus mendalam. Ia juga diperuntukkan bagi mereka yang berminat menulis esai atau narasi. Ia mengedepankan dasar-dasar etika jurnalisme serta belajar memahami mekanisme verifikasi, teknik wawancara, riset, menganalisis struktur bacaan, bahasa, penelusuran data serta editing. Ia menjadi landasan penting dalam belajar menulis yang baik, mulai tulisan feature hingga narasi. Pantau mulai menawarkan pengajaran genre ini pada media tahun 2001, setiap semester sekali, selama dua minggu.

Peserta maksimal 16 orang. Jumlah ini dianggap optimal untuk sebuah metode pelatihan, yang berlangsung selama 12 hingga 16 sesi. Setiap sesi 90-menit diformat serius namun santai. Peserta bisa berdiskusi langsung. Total, Pantau sudah mengadakan 16 kali kursus ini. Peserta datang dari berbagai kota, dari Banda Aceh hingga Jayapura, dari Pontianak hingga Kucing, dari Ende hingga Kupang. Alumninya, kini mulai bermunculan. Ada yang menulis buku. Ada yang jadi pemimpin redaksi. Ada yang sekolah lanjut.

Pada 2006, paket semesteran tersebut ditambah dengan paket empat bulan (lima bulan bila terpotong hari libur nasional). Kursus ini berlangsung di Jakarta, mulai setiap Mei dan November. Pantau telah menyelenggarakan enam kali kursus dengan total peserta 108 orang. Kursus juga terkadang diadakan di luar Jakarta berdasarkan permintaan. Di Jakarta, kursus ini diikuti berbagai kalangan. Baik itu aktivis, pengacara, dokter, dosen, mahasiswa, arsitek, pekerja pertambangan, NGO dan lain-lain. Harapannya, merangsang peserta membuat tulisan yang dalam, memikat dan analitis, enak dibaca dan mengalir. Cerita yang analitis dibutuhkan masyarakat untuk mengambil sikap terhadap pokok masalah.

Kursus diadakan sebanyak 18 sesi dengan frekuensi pertemuan mingguan, setiap Rabu malam pukul 19.00-21.00. Ini sengaja dibuat agar peserta punya waktu mengendapkan materi belajar, membaca dan mengerjakan tugas. Kelas ditekankan pada banyak latihan. Kelas ini juga akan membicarakan karya-karya klasik nonfiksi Joseph Mitchell, Truman Capote, John Hersey, Gay Talese dan Ryszard Kapuscinski serta Pham Xuan An dari Saigon. Tugas akhir setiap peserta menulis sebuah narasi sekitar 5.000 kata.

INSTRUKTUR

Andreas Harsono -- Wartawan Jakarta, anggota International Consortium of Investigative Journalists. Pada 1999 mendapatkan Nieman Fellowship di Universitas Harvard. Menyunting buku "Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat." Kini menyelesaikan buku "From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism, " yang membahas hubungan media dengan kekerasan etnik, agama dan nasionalisme di Indonesia dan Timor Lorosae.

Budi Setiyono -- wartawan Jakarta , pernah bekerja untuk Suara Merdeka (Semarang ) dan majalah Pantau ( Jakarta ). Dia co-editor buku "Revolusi Belum Selesai" yang berisi kumpulan pidato politik Presiden Soekarno serta "Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat." Kini menyelesaikan buku soal penyair A.S. Dharta dari Lembaga Kebudayaan Rakyat.

INSTRUKTUR TAMU

Martin Aleida -- seorang wartawan dan sastrawan, pernah menjadi wartawan di beberapa media di antaranya majalah kebudayaan Zaman Baru (1963), Harian Rakyat (1965), Majalah Tempo (1971 – 1984) dan NHK Jepang (1984 – 1985). Ia juga menulis karya di antaranya, Malam Kelabu, Ilyana dan Aku, 1998 (kumpulan cerpen), Layang-layang Itu Tak Lagi Mengepak Tinggi-tinggi, 1998 (novelette), Leointin Dewangga, 2003 (kumpulan cerpen), Jamangilak Tak Pernah Menangis, 2003 (novel). Ia mendapat penghargaan dari Pusat Bahasa untuk kumpulan cerpen Leontin Dewangga, 2004 dan Do Karim, Aceh, 2005.

Maria Hartiningsih -- wartawan senior Harian Kompas, peraih ”Yap Thiam Hien Award 2003”. Ia penulis yang mengerti isu perempuan dan HAM serta ikut mendorong jurnalisme damai. Ia tidak hanya konsen di dunia jurnalistik, tapi juga tercatat sebagai anggota badan pengurus LSM Lembaga Studi Advokasi Masyarakat (ELSAM) serta pembicara berbagai forum seminar dari lokal hingga internasional.

SYARAT DAN BIAYA

Peserta bisa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu, minat atau profesi. Kursus ini banyak diikuti oleh kalangan aktivis, wartawan, dokter, pengacara, mahasiswa, dosen, peneliti, manajer dan sebagainya. Biaya kursus 4 juta rupiah dan bisa diangsur selama kursus.

PESERTA

Peserta dibatasi 18 orang untuk memudahkan lalu-lintas ide dalam kelas. Peserta diharapkan mengirim biodata dan contoh tulisan agar instruktur bisa mengenal background dan kebutuhan masing-masing peserta. Peserta juga diminta mengerjakan tugas membaca, latihan meliput, serta menulis pekerjaan rumah.Informasi hubungi:

Siti Nurrofiqoh
P a n t a u
Jl. Raya Kebayoran LamaNo 18 CD Jakarta Selatan 12220Telp/Fax. 021 722-1031/021- 7221055Email. siti_pantau@ yahoo.comWebsite. http://www.pantau.or.id/Mobile . 0813 82 460 455 – 0858 1414 5669

Tidak ada komentar: