Selasa, 03 Februari 2009

UJIAN OH UJIAN




Namanya sekolah ya pastilah ada ujiannya. Sekolah tanpa ujian bagaikan perempuan tanpa busana: berbahaya. Demikian pula dengan Sekkau, lembaga pendidikan tercinta kita, tempat komunitas pecinta ”buah mangga dan buah zaitun” (aku bangga jadi patun) berkumpul untuk mengabdi kepada Ibu Pertiwi (NKRI Harga Mati!). So pasti juga menggelar ujian yang harus diikuti oleh para pasisnya.

Tak semua MP (mata pelajaran) ada ujiannya, memang. Khususnya yang bersifat introduksi ataupun ceramah, tapi yang lain pada umumnya memberlakukan adanya ujian. Untuk apa? Ya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para pasis terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Secara normatif, suka tidak suka, setuju tidak setuju, yah apa boleh buat, tujuan ujian antara lain memang untuk menentukan NILAI.

Perkara nilai ini memang debatable. Pro kontra. Yah, seperti malam dan siang, itu hal jamak dan seyogianya diterima saja apa adanya. Yang PRO bilang: nilai penting untuk menentukan ranking, juga untuk mengukur kemampuan seseorang. Yang KONTRA bilang, buat apa nilai jika pada akhirnya subyektifitas sang penilai terlibat di sana? Wela, ga usah dilanjutkan saja kalau debatnya macam begini.

Kembali ke...laptop, eh, ujian. Beberapa waktu yang lalu terjadi „tsunami lokal“ yang cukup hebat di kalangan pasis Sekkau A-85. Ada perkara apa? Istilah kerennya ya semacam tak singkronnya antara das sein dan dan das sollen, antara harapan dan kenyataan. Sebuah pelajaran yang diduga akan diujikan secara „OPEN BOOK“ (OB) ternyata malah „CLOSED BOOK“ (CB). MP yang dimaksud adalah „Jukminu“ (petunjuk administrasi umum) TNI.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya MP yang satu ini memang selalu diujikan secara OB karena memang jenis dan sifat pelajarannya sangat TEKNIS. Pikiran pasis „lha mosok pelajaran gituan kok dihafalkan, ga mungkinlah, kayak ga ada kerjaan lain“. Eh entah gimana juntrungnya, ketika tiba hari ujian dan mereka masuk kelas, wadow, ternyata aturan yang berlaku adalah ujian CB! Para pasispun pada saling pandang dan sejurus kemudian suara menggelegar patun pengawas ujian menyadarkan mereka untuk menerima kenyataan pahit itu. Suka tidak suka, ujian pun harus mereka kerjakan, meski hati nggrundel dan kepala berdenyut-denyut menahan kekesalan....***(gus)

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Penulis sudah kecanduan tukul...( NKRI harga mati ...kembali ke Laptop )kayaknya kalu ketemu cewek cantik langsung cipika cipiki he he he. Tentang ujian OB maupun CB adalah hak dari Gangri yang mungkin sudah memikirkannya sedemikian rupa...jadi rasanya agak kurang etis apabila kita memberikan penilaian miring ....????!!!!!!!!, alangkah bijaksana apabila ada yang kurang setuju,menyampaikannya lewat forum intern sekkau,....dan saya kira tidak ada pro kontra diantara patun tentang hal ini. hidup patun ...

Anonim mengatakan...

Itulah dinamika dalam satu komunitas yang sama,kita emang harus selalu saling mengingatkan demi kebaikan bersama. Hiduuuup Patun,kita mengabdi demi kemajuan dan kejayaan TNI AU.

Anonim mengatakan...

om Gandy, yang saya maksud dengan PRO-KONTRA bukan yang terjadi di lingkungan kita, tapi pendapat umum tentang pemberian nilai di sekolah..sekarang bnyak sekolah (SD-PT) yang menerapkan nilai tidak secara kuantitatif (angka) saja, tapi juga kualitatif (uraian). Bahkan sistem rangking juga dihilangkan, dengan argumen bahwa setiap anak/orang adalah pribadi yang unik dan punya talenta masing-masing...begitu lho...tapi asyik juga kan kalo ada diskusi begini...ga masalah diungkap di sini, bukan rahasia tentara ini...santai aja bung...

Anonim mengatakan...

Don't worry be happy...kang, buah mangga buah zaitun....aku taunya buah mangganya doang...buah zaitun itu apa ya??????

May mengatakan...

Setuju.... Sekolah, seperti Sekkau memang harus ada ujiannya. Namun esensi dari materi ujian hendak memiliki kriteria sebuah penyelenggaraan ujian. Seperti contoh mengukur apa yang hendak diukur (validitas),kemudian adanya keterkaitan (reliabilitas) dan lain-lain jangan sampai diabaikan. Karena yang diukur ini berkaitan dengan taksonomi Bloom (dari mengetahui s.d aplikasi/sintesa) maka suasana sebaiknya tidak dibuat tegang/stres sehingga siswa dapat mengeksplorasi kemampuannya secara maksimal. Terimakasih...

Pak Rei mengatakan...

Mhn ijin mantan Pasis Sekkau berkomentar, menurut saya ujian yg pas utk level Sekkau adl Open Book yg berbentuk uraian non obyektif. Jadi berupa analisa atau opini yg berdasar pd referensi dan teori yg tlh diberikan oleh gangri. Naah...Disitulah baru ketauan kualitas pasis yg sebenarnya. Jd gk sekedar hafal mati spt murid SD saja.