Senin, 02 Februari 2009

LEMBAR MERAH DAN DISKUSI











Sekolah tentara seperti Sekkau dan Seskoau (tampaknya juga hingga di Sesko TNI sampai Lemhannas, ga tau persis sih karena saya belum mengalaminya), yang namanya ”lembar merah” dan ”diskusi” sudah menjadi menu utama selama masa pendidikan berlangsung.

Lembar Merah (LM) adalah sebutan untuk kertas penugasan pembuatan karya tulis berfomat Kertas Karya Acuan (KKA) bagi setiap pasis yang kebetulan memang berwarna merah. Di lembar merah itulah lembaga Sekkau melalui departemen-departemen yang ada (Dep Jemen, Dep Ops, Dep. Mastra, Dep. Juang), menggelontorkan lembar merah yang totalnya sekitar 30an penugasan.

Bagi pasis yang “canggih”, biasa nulis, bekerja dalam tekanan, sebetulnya ya gak masalah menghadapi LM yang datangnya bertubi-tubi, masuk ke loker masing-masing pasis. Tapi faktnya tak sedikit dari pasis yang sepertinya “mendem” oleh LM! Terbukti dari KKA yang mereka buat tampak yang dibuat asal-asalan dan acak-acakan.

Dari KKA itulah kemudian setiap masalah yang ditentukan didiskusikan oleh masing-masing kelompok di ruang kelompok masing-masing pula. Pada saat diskusi inilah, peran perwira penuntun (patun) sangat besar untuk menjaga agar jalannya diskusi berlangsung on the right track. Diskusi dipimpin oleh ketua diskusi yang berlaku bergiliran, didampingi seorang sekretaris diskusi dan notulen.

Ajang diskusi ini sesungguhnya sebagai “laboratorium” bagi para pasis untuk melatih bicara efektif, mempertahankan argumentasi, sharing isi pikiran, dan lain-lain. Oleh karena itu sungguh sayang jika ada pasis yang tidak memanfaatkan forum diskusi ini justru karena KKA yang mereka buat adalah hasil “bajakan” alias “taipak” para senior terdahulu. Harusnya selama sekolah mereka punya kesempatan untuk berpikir orisinil, bukan malah mangandalkan pikiran bajakan “dotcom” (sedot computer). Kasian deh lu!***(gus)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Agar tidak terkesan menyeramkan, sebaiknya jangan pake kertas merah....bagaimana kalau biru...setidaknya suasana cinta ada disitu sekalian nuansa airforcenya kelihatan...jadi judulnya juga Lembar Biru identik dengan Lembar Cinta he he he.....dari situ juga bakal berkembang imajinasi dari Pasis untuk berkreasi dan tidak lagi Taipak maupun dotkom....gimana setuju ato setuju

Anonim mengatakan...

iya..saya setuju, saya kira hal-hal yang terkesan "menyeramkan" bisa dikemas lebih sejuk namun tanpa meninggalkan esensi dan substansinya...bagus juga gagasan Kang Gandi tuu..mungkin bisa diangkat ke forum patun dengan dansekkau ntar...kalu saya memang sangat terobsesi oleh keinginan agar yang namamnya taipak itu hilang dari peredaran, biar pasis bener2 orisinil karyanya...paling2 dikasi format kosong saja tapi isinya ya mereka sendiri yang nulis dari otak mereka...

salam,
overste agus

Anonim mengatakan...

saya kira itu bukan lembar merah, tapi cenderung "pink" dan punya makna sebagai lambang cinta. Artinya, lembaga memberikan lembar "pink" tersebut justru sebagai perwujudan rasa kecintaannya kepada Pasis, Pasis kan setelah dapat lembar "pink" jadi tambah pintar.....ya khan, pren?, jadi kalo dibilang lembar merah memang "menyeramkan", bgm kalo kita sebut saja "lembar pink" atau "surat cinta"