Selasa, 24 Maret 2009

HIKAYAT PATUN DAN JEMBATAN AMPERA






















Hingar-bingar karya wisata (karwis) Pasis Sekkau A-85 berakhir sudah, namun betapapun masih menyisakan sejumlah kenangan indah bagi mereka yang mengikutinya. Termasuk para patun, yang sungguh “termehek-mehek” dengan pesona jamuan makan malam di atas kapal “Putri Kembang Dadar” yang disponsori Pak Walikota Palembang berkat mediator Danlanud Letkol Pnb Asril Samani, menyusuri Sungai Musi dan melintas di bawah Jembatan Ampera – ikon Kota “Empek-Empek” Palembang – di malam hari. Wow dahsyatnya!

Dan kiranya foto-foto ini sudah cukuplah untuk mengisahkan kedahsyatan hikayat para patun di Jembatan Ampera, dalam taburan bintang-gumintang di langit malam, serta kerlap-kerlip lampu nan membuat siapapun kan terkenang sepanjang zaman….***(gus)

Senin, 16 Maret 2009

SEBENARNYA BERAPA GAJI DARI ANGGOTA DPR?


Penerimaan anggota DPR terbagi menjadi tiga kategori, yaitu rutin perbulan, rutin non perbulan dan sesekali. Rutin perbulan meliputi :


Gaji pokok : Rp 15.510.000Tunjangan listrik : Rp 5. 496.000

Tunjangan Aspirasi : Rp 7.200.000

Tunjangan kehormatan : Rp 3.150.000

Tunjangan Komunikasi : Rp 12.000.000

Tunjangan Pengawasan : Rp 2.100.000

Total : Rp 46.100.000/bulan

Total Pertahun : Rp 554.000.000

Masing-masing anggota DPR mendapatkan gaji yang sama.


Sedangkan penerimaan nonbulanan atau nonrutin. Dimulai dari penerimaan gaji ke-13 setiap bulan Juni.

Gaji ke-13 :Rp 16.400.000

Dana penyerapan ( reses) :Rp 31.500.000

Dalam satu tahun sidang ada empat kali reses jika di total selama pertahun totalnya sekitar Rp 118.000.000.


Sementara penghasilan yang bersifat sewaktu-waktu yaitu:


Dana intensif pembahasan rencangan undang-undang dan honor melalui uji kelayakan dan kepatutan sebesar Rp 5.000.000/kegiatan

Dana kebijakan intensif legislative sebesar Rp 1.000.000/RUU

Jika dihitung jumlah keseluruhan yang diterima anggota DPR dalam setahun mencapai hampir 1 milyar rupiah. Data tahun 2006 jumlah pertahun dana yang diterima anggota DPR mencapai Rp 761.000.000, dan tahun 2007 mencapai Rp 787.100.000.

Woww.. pantas jika mereka mengejar kursi DPR, belum lagi dana pensiunan yang mereka dapatkan ketika tidak lagi menjabat.


Selasa, 10 Maret 2009

LETKOL PNB TAHYODI


Letkol Pnb Tahyodi
*Lanjutan Dostun Baru


Ciri khas dostun satu ini ya...rambutnya yang sebagian mulai gak kompak sama itu kepala...hehehe...Tapi jangan remehkan jagoan satu ini, karena ia adalah mantan juragan helikopter yang bermarkas di Subang. Yup, dialah Letkol Pnb Tahyodi.

Lahir dari kawasan ”goyang” Karawang, 6 Februari 1968. Lulus AAU tahun 1990 (idem dengan Kang Gandhi, Aa Engkus, Cak Amaly, dan Mas Ardhi). Penerbang helikopter yang sepintas tampak kalem penampilannya ini, lulus Sekkau 65 tahun 1999, kemudian Seskoau 41 tahun 2004. Sebagai penerbang karirnya termasuk komplit karena lulus SIP dan sekaligus menjadi instruktur Sekbang yang pernah melahirkannya.

Sebagian besar karirnya memang di Subang, khususnya Skadron Udara 7. Lihat saja, dia pernah jadi Kasi Lambangja, Dan Flight D dan B, lalu sempat ke Jogja sebenatar sebagai Dan Flight Dik C Skadik 102 Lanud Adiautjipto. Setelah itu ditarik lagi ke Kalijati sebagai Kadisops Skadud 7, lalu masuk staf lanud sebagai Kadispers Lanud Suryadarma. Dari sini sudah jelas, karirnya harus sampai puncak di skadron yang membesarkannya, jadi Komandan Skadron. Walhasil, karena dia lama mengabdi di Subang, ”rejeki”nya pun banyak diperoleh di daerah penghasil nanas itu.

Pengalaman di luar negeri mengikuti Aviation Med dan Safety Aviation di Singapura. Memperistri Siswati, Spd, mereka dianugerahi tiga gadis manis masing-masing Ageng Sekar Pertiwi, Khalilah Sista Madani, dan Khanesya Thaherajodi. Ok bos, met bertugas di lembah zaitun (maksudnya sarang patun) ini....***

LETKOL LEK IR AGUS SUPRIYANTO


LETKOL LEK IR AGUS SUPRIYANTO
*Lanjutan Profil Dostun Baru

Ini dia dostun baru berikutnya, lahir di Malang 26 Agustus 1966. Masuk tentara melalui jalur Sepamilsuk ABRI III/ 1990. Lalu Sekkau Angkatan ke-70 tahun 2001 dan Seskoau Angkatan ke-43 tahun 2006.

Ia adalah seorang insinyur elektronika lulusan Unbraw Malang, beristrikan Rini Susiati SH dan telah dikaruniai dua anak. Masing-masing Azizan Aryasena dan Bhaskara Paramartha.

Mengawali karir di Lanud Abdulrachman Saleh Malang sebagai perwira DP (terkait dengan jalur masuknya yang melalui beasiswa kala kuliah di Unbraw). Setelah itu tahun 1992 ia ditarik ke AAU sebagai Gadik, dan tahun 1998 berkesempatan melaksanakan penugasan ke luar negeri, tepatnya di Montreal-Kanada sebagai Ka TOF FFS C-130.

Selanjutnya tahun 2000 ditarik ke Jakarta sebagai Ka Faslat Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma. Cukup lama di Halim, lalu 2007 ditarik lagi ke AAU sebagai Kasubdep Komputer Deplek AAU. Nah, memasuki tahun 2009, nasib baik membawanya ke Sekkau sebagai dosen dan patun (dostun).

Agus termasuk tipe perwira yang tahan duduk di depan komputer untuk nge-net sambil ndengerin musik melalui headset di kedua kupingnya. Tampak enjoy banget jika melihatnya sedang melalukan aktifitas ”ritual”nya itu. ”Di jogja saya harus ke warnet kalau mau ngenet, lha di sini gratis ya dimanfaatkan seoptimalnya lah!” kilahnya. Dasar patun Sekkau yang sedang membimbing karmil, bicaranya ya ga jauh dari urusan ”optimalisasi”. Met bertugas deh!***

Selasa, 17 Februari 2009

TIGA JAGOAN PERKUAT SEKKAU


“Jagoan” memang datang dan pergi, seperti film-film cowboy. Tatkala Letkol Tata dan Letkol Suroso pergi, maka datanglah pengganti mereka. Tak tanggung-tangung, langsung didrop tiga jagoan sekaligus. Masing-masing Letkol Pnb Engkus Koswara, Letkol Pnb Tahyodi, dan Letkol Lek Agus Supriyanto. Ya, merekalah dostun-dostun baru yang semakin memperkuat soliditas Sekkau sebagai lembaga pencetak mayor dan manajer lapangan di jajaran TNI AU. Berikut ini profil masing-masing tiga jagoan itu.

Letkol Pnb Engkus Koswara

Dilihat dari namanya, jelas ga salah deh, ini jagoan asal Tanah Pasundan! Lulus AAU tahun 1990 (di Sekkau kawan seangkatannya adalah Letkol Amaly, Letkol Gandi, Letkol Ardhi, Letkol Tahyodi), menyelesaikan Sekbang Angkatan ke-44 dengan rating fighter. Ia malang melintang sebagai penerbang ”oviten sepuluh” (OV-10) cukup lama, sampai akhirnya ditarik ke Jogja untuk menjadi guru almamaternya di Sekbang setelah lulus SIP angkatan ke-48.

Ketika di Jogja sebagai instruktur itulah ia disekolahkan ke ROKAF (Korsel), tepatnya KT-1B Pilot Training, dalam rangka pengawakan pesawat latih yang hendak dibeli Pemerintah RI itu. Ia pula yang akhirnya menularkan ilmu menyopiri pesawat KT-1B di kalangan jupiter (instruktur) Sekbang kala itu.

Ketika Kapten ia menempuh Sekkau Angkatan ke-65 (teman seangkatan sebagai dostun yaitu Letkol Danet, Letkol Gandi, Letkol Agus Suhadi, dan Letkol Tahyodi). Kemudian pendidikan Seskoau ditempuh di Angkatan-41 (bersama dostun Letkol Ratna). Engkus juga dipercaya menempuh Sesko perbandingan di SCSC Singapore, tahun 1996. Sebelumnya ia juga menempuh pendidikan AMTAC (Advance Military Technology Appreciation Course), 1995.

Sebelum ditarik ke Sekkau, Engkus malang-melintang sekitar dua tahun sebagai Komandan Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya. Menikahi Erna Sofiana, seorang Wara manis pilihannya, dan dikarunia dua putri: Naufalia NDU dan Anisa MDU. Selamat datang Kang Engkus, kuharap kau bisa mewarnai Sekkau dengan hal-hal yang positif dan konstruktif sesuai kompetensimu.***(gus)

(Profil Letkol Agus Supri dan Letkol Tahyodi menyusul, karena ketika entry baru ini ditulis dan diposting, Letkol Agus Supri sedang mengajar di kelas, sedang Letkol Tahyodi entah kemana tuh orang...Soalnya untuk bisa masuk blog ini ya harus methungul di depan redaktur merangkap administrator hehehe)

Senin, 16 Februari 2009

SEKKAU KEMBALI BERDUKA











Di hari valentine 14 Februari, dimana banyak orang di jagad ini bersenang-senang dan bersayang-sayangan, Kapten Adm Lani Sriamtina – Pekas Sekkau – justru berduka cita. Anak kedua yang selama sembilan bulan dinantikan dalam kandungan, lalu dilahirkan melalui bedah Caesar pada “Hari Kasih Sayang” di RS Haji Pondok Haji, akhirnya hanya berumur sehari karena dipanggil ke HaribaanNya. Innalillahi wainna ilaihi roji’uuun…

Sekkau kembali berduka, karena beberapa waktu sebelumnya telah meninggal dunia ayahanda Kapten Tek Dwi Asmoro, kemudian disusul dengan meninggalnya istri Kapten Tek Suratno. Yah, jika Tuhan sudah menghendaki, siapapun jika saat kematiannya tiba pasti akan meninggal. Kullu nafsin dzaikotul mauut....

Pada kesempatan acara pemakaman almarhum Raffa Naufal Farraz Jatnika, demikian nama sang bayi yang hanya berumur sehari buah hati Kapten Adm Lani dan Bpk Jatnika, di TPU Kebon Pala Halim, hadir Komandan Sekkau Kolonel Pnb Sugihardjo, para Kadis dan Kadep, dostun, serta antap Sekkau.

Segenap keluarga besar Sekkau mengucapkan ikut berduka cita dan belasungkawa, semoga Keluarga Besar Kapten Adm Lani Sriamtina diberi kekuatan iman, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Khusus Kapten Lani, semoga pula segera diberi kesembuhan sehingga segera bisa menatap hari esok yang lebih cerah. Yakinlah bahwa Raffa kelak akan masuk sorga ”tanpa pemeriksaan” Malaikat dengan mengajak ibundanya serta.***(gus)

Senin, 09 Februari 2009

JABATAN KADISBIN DISERAHTERIMAKAN




Jabatan Kepala Dinas Pembinaan (Kadisbin) Sekkau diserahterimakan dari Letkol Kal Sutardodo Sihombing kepada Letkol Kal Ahsanul Amaly dalam suatu upacara dipimpin Komandan Sekkau, Kolonel Pnb Sugiharjo di Gedung Pramana Sala Sekkau, Senin (9/2).

Ahsanul Amaly, alumnus AAU 1990, sebelumnya adalah dosen/patun (dostun) Sekkau. Sedangkan Dodo, alumnus Sepawamil 1990 Gel. I, selanjutkan ditarik ke Mabesau sebagai salah satu Pabandya di bawah Paban V Srenaau.

Dalam sambutannya Komandan Sekkau Kol Pnb Sugiharjo mengatakan, tugas seorang Kadisbin tidaklah ringan karena meliputi aspek personel dan logistic. “Khusus di lingkungan Sekkau, seorang Kadisbin bertanggung jawab untuk mampu membantu komandan dalam memperlancar tugas-tugas operasional pendidikan sekaligus dalam pembinaan personel jajaran Sekkau,” tegas Sugiharjo yang mantan penerbang helicopter ini.

Oleh karena itu, tambah Sugiharjo yang alumnus AAU 1982, kepada pejabat baru hendaknya segera menyesuaikan diri dengan medan tugas barunya. “Saya yakin Letkol Amaly mampu karena sebelumnya telah berada di lingkungan Sekkau sebagai dostun, sehingga setidaknya telah mengenali lingkungan Sekkau dengan segala dinamikanya,” ujar Sugiharjo.

Hadir pada kesempatan tersebut para pejabat dan para dostun Sekkau, serta anggota tetap Sekkau baik sipil maupun militer. Selesai upacara, Komandan Sekkau berkenan memberikan kenang-kenangan kepada mantan Kadisbin.***(gus)